Candu belanja online. Transaksi online dalam beberapa tahun semakin besar. Benarkah saya, Anda, dan kita telah kecanduan belanja online?
Total Gross Merchandise Value (GMV) TikTok Shop di Indonesia jadi salah satu yang terbesar di dunia. Tercatat nilainya mencapai US$6,198 miliar atau mencapai Rp 100,3 triliun.
Laporan tersebut berasal dari firma analitik data perdagangan video Tabcut.com. GMV Indonesia mengalami pertumbuhan 39% per tahunnya. Seperti yang dilaporkan CNBC Indonesia.
Belanja online, meski tidak cash and carry seperti belanja offline, namun ia telah memberikan pengalaman lain. Pengalaman unik yang belum pernah ada sebelumnya.
Pengalaman Unik Belanja Online
Setidaknya ada tiga pengalaman unik saat saya belanja online. Pertama adalah terkait waktu menunggu. Kedua soal harga. Dan ketiga yaitu pilihan barang.
Waktu menunggu menjadi semacam pengharapan di tengah rutinitas hidup sehari-hari yang sesak dengan hiruk pikuk, penuh kesuntukan dan problematika kehidupan.
Unsur kejut saat belanja online bisa menghasilkan kegembiraan sesaat. Cheap dophamine, hormon kegembiraan yang mudah. Jika tak dikelola dengan baik, ia akan menjadi candu. Efeknya, saya mau lagi, mau lagi.
Selain itu, ketika menunggu, saya seperti menanti teka-teki berhadiah. Kapan barang datang? Apakah barang sesuai ekspektasi, di bawah ekspektasi, atau melebihi ekspektasi? Semua itu ialah aneka pertanyaan yang menarik untuk lekas mencari jawabnya.
Hal yang kedua adalah harga. Harga belanja online lebih terbuka. Saya dengan mudah bisa membandingkan harga antar toko. Cukup dengan tap-tap jempol sekian detik/menit, saya sudah menemukan harga murah.
Entah kenapa, selama ini, pengalaman belanja saya, harga di online selalu lebih murah dibanding offline. Bahkan selisihnya bisa sampai ratusan ribu. Seperti pas musim promo, misal: 11.11 atau 12.12.
Dan terakhir adalah pilihan barang. Belanja online memudahkan saya dalam memilih barang. Aneka produk lekas tersaji di depan layar HP. Dalam sekilas saya bisa melihat 2, 3, 4 barang sekaligus.
Inilah salah satu keunggulan belanja online.
Bayangkan kalau saya harus membuka rak baju di toko satu persatu untuk mencari desain yang sesuai selera. Sudah lama dan biasanya belum tentu nemu barang yang diinginkan.
Belum lagi ketika belanja offline, saya mesti ada effort ke lokasi, mencari parkir, macet di jalan, kehujanan, plus ditambah ban bocor. Lengkap sudah.
Kesimpulan
Belanja online bisa menghasilkan kegembiraan sesaat. Jika tidak dikelola dengan baik, ia akan menjadi candu. Waktu, harga, dan pilihan barang adalah tiga kenikmatan dalam belanja online.
Pengalaman belanja unik, yang belum pernah ada sebelumnya telah merevolusi mental kita. Ia mengubah perilaku kita dalam jual-beli.
Bagaimana? Apakah Anda pernah belanja online? Seberapa sering?
Misi, paket. Tetiba sayup-sayup terdengar dari depan rumah. Saya mesti akhiri tulisan ini dan bergegas menghampiri pengantar paket.
Salam paket.
(DPS)
Jakarta, 11/1/2025 5:59
#melekide
#melekberita
#sruvuts