Orang Jawa dahulu percaya terhadap mitos jago kluruk (ayam berkokok) di malam hari. “Jago kluruk dimaknai sebagai pertanda terhadap suatu peristiwa tertentu,” kata Simbah ketika sedang sarapan, Kamis (23/05/2024). Jago kluruk dibaca tidak sekadar fenomena alam saja. Tetapi juga fenomena tanda. Pertanda apa?
Jago kluruk di malam hari dipercaya memiliki makna tersendiri. Kokokan ayam pada malam hari dianggap sebagai pertanda bahwa ada kabar baik atau buruk.
Ada empat mitos jago kluruk di malam hari yang berkembang di masyarakat. Mitos ini berkaitan erat dengan waktu. Kluruk yang sama bisa diartikan berbeda. Beda waktu, beda makna.
Tuhan mengisyaratkan pesan kepada manusia dengan bebagai cara.
Baca juga : Kisah Para Lurah
Mitos Jago Kluruk
Hamil di luar Nikah
Jika jago kluruk pada saat waktu Magrib atau kira-kira antara pukul 18:00 sampai 20:00, dipercaya ada orang hamil diluar nikah. Hamil tetapi tidak punya suami.
Sirep Bocah
Jika jago kluruk antara pukul 20:00 sampai 22:00 disebut sirep bocah. Maknanya tidak ada bocah kluyuran pada waktu tersebut. Para bocah sudah tidur atau siap-siap akan tidur.
Sirep Kayon
Jika jago kluruk antara pukul 01:00 sampai 03:00 dini hari disebut sirep kayon. Pada waktu tersebut dunia masuk waktu hening. Tidak ada satu pun suara yang terdengar. Meskipun jam dinding yang berdetak. Sepi. Senyap. Suwung. Waktu mustajab untuk berdoa.
Waktu Pagi
Jika jago kluruk pukul 04:00 sampai 05:00 disebut waktu pagi. Sebentar lagi akan terbit matahari. Waktu untuk bangun dan beraktifitas kembali. Entah mandi atau bikin kopi.
Kesimpulan
Meskipun tidak logis, mitos ayam berkokok di malam hari ini masih dipercaya sebagian masyarakat. Hal ini telah menjadi kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun.
Apakah percaya kepada ayam? Bukan. Masyarakat bukan percaya kepada ayam. Mereka tetap percaya kepada Tuhan. Masyarakat percaya Tuhan mengisyaratkan pesan kepada manusia dengan bebagai cara. Salah satunya lewat ciptaanNya, dalam hal ini ayam.
Salam ayam.
© ADS
Kemayoran, Jakarta, Kamis (23/05/2024) 09:06