Orang Tua Menceritakan Masa Lalu

Date:

Semalam, di depan teras rumah, Bejo menyruput kopinya yang sudah dingin itu. Angin malam yang berhembus sepoi membawa pikirannya mengembara, melintasi masa lalu. Dalam benaknya, tetiba tergambar jelas tentang dulu.

Dulu, rakyat mudah dalam sandang, pangan, dan papan. Sembako terjangkau. Harga beras, minyak, hingga cabai sangat terkendali. Bahkan hingga diumumkan oleh menteri. Harga sembako seragam, mulai dari pasar tradisional, pasar modern, hingga pasar induk. Harga BBM lebih murah daripada air minum dalam kemasan. Harga rumah juga relatif terjangkau. Kuli pun kernet bis kota, mampu membeli rumah.

Dulu, pendidikan di sekolah murah dengan SPP dan maju dengan ebtanasnya. Siswa giat dan semangat belajar, ingin menjadi tukang insinyur agar bisa membuat pesawat terbang untuk bangsa dan negaranya. Tidak ada yang tantrum pun kesurupan dalam menghadapi ujian nasional dan kelulusan. Mereka berani meski keadaan sulit sekalipun. Study tour tetap ada. Meski tidak ada wisuda tetapi tetap ada perpisahan yang membahagiakan dengan tradisi corat-coret seragamnya itu.

Dulu, kehidupan rakyat aman, tenang, dan guyub rukun. Tidak ada radikalisme pun isu sara yang memecah belah keluarga, tetangga, dan bangsa. Kerjabakti dan teposeliro berjalan lancar. Pendidikan P4 meresap hingga ke akar, dari siswa, PKK, dasawisma, hingga RT/RW. Warga sehat lewat posyandu. Program keluarga berencana sukses.

Dulu, berita terkontrol dan tidak ada hoax pun ujaran kebencian. Warga sibuk bekerja dan pelajar semangat belajar untuk membangun negaranya. Tidak ada waktu ghibah. Obrolan di warung kopi adalah tentang kebanggaan akan negaranya menjadi macan asia. Bangga akan segudang prestasi: prestasi bulutangkis, renang, atletik, sepakbola, pencak silat, dan menjadi dominasi juara seagames. Belum lagi akan keberhasilan di bidang telekomunikasi, kereta api, baja, otomotif, elektronik, dan lainnya.

Dulu, negara punya garis besar haluan negara. Pembangunan terencana yang diejawantahkan lewat rencana pembangunan per lima tahun. Misalnya 25 tahun pertama untuk membangun sektor pertanian. Membuka lahan, membangun bendungan dan saluran irigasi. Tak lupa juga dengan peternakannya. Pembanguanan yang memperkuat pondasi sebagai negara agraris untuk selanjutnya tinggal landas menuju negara maju pada periode 25 tahun berikutnya.

Dulu begini, begitu, dan beginu. Dulu ini, itu, dan inu.

Tetiba Bejo ngeh, sekarang, ia banyak sekali menceritakan tentang masa lalu. Ah, ia mulai sadar. Ia sudah tua. Tidak muda lagi. Gairahnya saja, yang berasa masih muda.

Salam lagi.

©️ DPS

Kemayoran, Jakarta, 1/5/2025 14:42

#sruvuts
#mayday

Image by Pexels from Pixabay

Arya Dwi Sasangka
Arya Dwi Sasangkahttps://melekberita.com
Melekberita.com adalah media daring seputar berita. Media yang ringan agar informasi mudah dicerna secara baik dan benar. Sehingga pembaca tercerahkan. Pembaca yang bisa membedakan antara emas dan sampah di tengah gelombang tsunami informasi.

Share post:

Berlangganan

spot_imgspot_img

Popular

Artikel lainnya
Terkait

Matrik Eisenhower: Kunci Menentukan Prioritas Secara Efektif

Apakah kamu pernah merasa kewalahan dengan banyaknya tugas yang...

Kamu Tahu enggak?

Dulu, saya punya teman, sebut saja Joni, yang sering...

Ceteris Paribus: Memahami Dunia Ekonomi yang Disimplifikasi

Dalam lautan kompleksitas ilmu ekonomi, dengan berbagai faktor yang...

Hari Pembebasan: Era Baru Lokalisasi?

Awal tahun 2000 an, saya banyak terekspos ide globalisasi....