Kajian Lapangan terhadap Fenomena Ban Bocor di Jalan Raya

Date:

Di dalam hidup, terkadang kita mengalami kejadian yang kurang enak. Misalnya ban sepeda kita bocor di siang hari yang terik, karena terkena paku di jalan. Ada yang menyebut kejadian itu sebagai ujian. Ada juga yang menyebutnya azab.

Seperti Kisah si Bejo. Saat perjalanan ke Barat, ban sepeda motor Bejo bocor. Ia sedang di enggok-enggokan (tikungan). Sepuluh meter di depannya ada tukang tambal ban.

Bejo merasa beruntung. “Alhamdulillah,” katanya. Ia tidak perlu bersusah payah mendorong motornya hingga jauh.

Ketika sedang asik menambal, tukang ban itu bercerita : “Kemarin ada yang naruh KTP sama saya mas. Bannya robek. Ia minta ban tersebut diganti baru. Pengendara itu tidak punya uang. Dia menaruh KTPnya sebagai jaminan. Janjinya, besok ia akan kembali dan mengganti biaya ban.”

Bejo kaget. Jumlah KTP yang ditunjukkan kepadanya ternyata banyak. Lebih dari satu. Ada segepok. Mungkin sekitar lima atau enam. Artinya banyak orang yang tidak membayar saat tambal atau ganti ban. Bahkan KTP itu ada yang sudah satu bulan tidak diambil oleh pemiliknya.

Ada-ada saja, pikir Bejo dalam hati. Tapi inilah ibu kota gaes.

Baca juga : Ilusi Kecantikan

Kajian Lapangan Ban Bocor

Sambil menunggu tambalannya, Bejo melamun. Pikirannya mengembara.

Bejo teringat cerita tentang penebar paku. Ada orang yang memang sengaja menebar paku di jalan raya. Tujuannya agar motor/mobil yang lewat di daerah tersebut bannya bocor.

Dan biasanya, korban sering menuduh tukang ban sebagai pelakunya. Kenapa? Motifnya jelas ekonomi. Agar usaha tambal bannya laku.

Hitungan logisnya seperti ini, untuk makan wajar tiga kali sehari di ibu kota tidak cukup Rp 30 ribu. Belum rokok, kopi, dan pulsa. Jika usahanya sepi maka tukang tambal ban tidak ada pemasukan. Padahal dia sudah bekerja. Ia punya alat produksi dan juga keahlian.

Urusan perut tentu sulit (tidak bisa) untuk ditunda. Akhirnya jalan tidak lazim ditempuh. Ia menebar paku di jalan.

Memang tidak semua tukang ban seperti itu. Ini hanya oknum saja.

Di sisi lain, pemilik mobil atau motor lebih suka menyerahkan urusan bannya ke bengkel. Bukan ke tukang ban. Akibatnya, tukang ban sepi.

Coba sebagian pemilik kendaraan itu berubah pemikirannya dengan mengalihkan urusan bannya ke tukang ban. Tukang ban akan tetap punya pemasukan. Sehingga ia mungkin tidak akan menebar paku lagi di jalan.

Hikmah Ban Bocor

Ngenggg, suara kendaraan menyadarkan Bejo dari lamunannya.

Di depan lokasi tukang ban itu adalah jalan protokol. Kendaraan hilir mudik dari tadi. Lalu lintas saat itu padat. Ramai lancar.

Bejo memperhatikan lalu lintas itu. Meski ada kisah paku disebar tetapi ternyata tidak semua kendaraan terkena paku tersebut. Hanya satu dua saja. Salah satunya adalah kendaraannya.

“Kenapa kendaraanku yang terkena paku, bukan kendaraan orang lain?” tanya Bejo dalam hati.

Ada dua jawaban yang ia temukan pada saat itu.

Pertama, jawaban rasional. Yaitu terkait peluang. Peluangnya: ada yang melindas, ada yang tidak. Hal ini wajar, umum, lumrah, logis saja.

Kedua, jawaban suprarasional. Yaitu soal nasib. Mungkin ia banyak dosa, maksiat, kurang sedekah, durhaka, dan sejenisnya. Sehingga ia apes.

Dari pandangan tukang ban, apesnya Bejo ini adalah rezeki. Sedangkan bagi Bejo, hal itu adalah musibah. Fenomena menarik. Satu fenomena bisa dimaknai dari dua sisi yang berbeda.

Jawaban suprarasional di atas menggelitik pikiran Bejo lebih jauh. Apesnya dia itu sebagai ujian atau azab?

Kesimpulan

Kajian lapangan ban bocor : ketika ban Anda bocor terkena paku di jalan raya, mungkin Anda bertanya. Kenapa Ban Anda yang terkena paku? Bukan ban orang lain. Apakah ini hanyalah peristiwa biasa yang rasional saja? Ataukah ini kejadian suprarasional akan adanya ujian atau azab?

Apapun jawabannya, Anda tetap harus menerima dan sabar menunggu sampai ban Anda selesai ditambal.

Salam ditambal.

Kemayoran, Jakarta, 25/05/2012 18:05

(©ADS)

#kisahsibejo
#melekberita

*Foto oleh Robert Laursoo di Unsplash
*Artikel ini edisi revisi, dipublish pertama kali 15/07/2012 11:17

Previous article
Next article
Arya Dwi Sasangka
Arya Dwi Sasangkahttps://melekberita.com
Melekberita.com adalah media daring seputar berita. Media yang ringan agar informasi mudah dicerna secara baik dan benar. Sehingga pembaca tercerahkan. Pembaca yang bisa membedakan antara emas dan sampah di tengah gelombang tsunami informasi.

Leave a Reply

Share post:

Berlangganan

spot_imgspot_img

Popular

Artikel lainnya
Terkait

Candu Belanja Online

Candu belanja online. Transaksi online dalam beberapa tahun semakin...

Jumat Berkah

Jumat Berkah adalah hari Jumat yang didedikasikan untuk memperbanyak...

Ada apa di Tahun Baru

Ada apa di tahun baru? Apa hal penting yang...

Apa Investasi Terbaik

"Apa investasi terbaik?" tanya seorang kawan dalam sebuah obrolan...