Ⓜ️ melekberita.com – Pemerintah berencana menaikkan harga tiket masuk ke kawasan wisata, Candi Borobudur. Kebijakan ini menghebohkan netizen dan citizen. Kenapa? Karena kenaikan harganya relatif tinggi.
Tiket yang awalnya dibanderol dengan harga 50 ribu, naik menjadi 750 ribu. Harga naik 700 ribu. Nilai kenaikannya adalah empat belas kali lipat, 1.400 persen.
Ini mah bukan naik tapi ganti harga, kata Paijo dalam hati.
Sebagai nom-noman (anak muda) yang pas-pasan, Paijo ndilalah pas punya uang. Sehingga liburan sekolah tahun ini, ia bisa mengajak Paijem, Paini dan Paino berwisata ke Candi Borobudur.
Paijo ingin menunjukkan kebesaran masa lalu kepada anaknya, Paino dan Paini. Masa lalu yang selalu aktual, kata Lek Kempitz, teman Paijo dulu di kantor
Baca juga: Ojo kesusu dan Kemlinthi
Paijo ke Borobudur
Di depan loket, Paijo memesan tiket.
Paijo: “Dua orang, mas.”
Petugas: “Satu juta lima ratus.”
Paijo: “Untuk pelajar.”
Pelajar cap opo. Pelajar kok wis tuwek (udah tua), batin petugas.
Melihat wajah Paijo yang sudah dewasa (tua), petugas loket jelas tak percaya kalau Paijo masih pelajar.
Paijo kemudian menyodorkan dua buah kartu pelajar. Petugas mengecek kartu tersebut. Di sana tertulis nama Paini dan Paino. Kelas tiga SMA dan SMP.
Petugas: “Sepuluh ribu saja.”
Harga tiket untuk pelajar memang tidak naik. Harga tiket untuk pelajar adalah lima ribu per orang.
Paijo mengeluarkan gocengan (lima ribuan) dua dari kantongnya. Uang kembalian, sisa beli kacang godhok semalam.
Sat set wat wet, dua tiket sudah di tangannya. Paijo kemudian memberikan kedua tiket tersebut kepada Paini.
“Ni, adiknya dijaga ya. Jangan sampai berpisah. Bapak sama ibuk tunggu di semak-semak taman sini,” kata Paijo kepada Paini.
Akhir kata, Paini senang. Paino senang. Paijo senang. Paijem senang. Petugas juga senang. Mereka semua senang. Happy ending.
Yu Ngatni, tetangga Paijo yang sedih. Ia dan Kang Ngatno belum pernah ke Candi Borobudur. Impiannya untuk melihat salah satu keajaiban dunia, yang ada di negerinya itu, mesti ia buang jauh-jauh.
“Ora ndelok candi, ora patheken. Pitung atus seket ewu?” batin Yu Ngatni.
(Tidak melihat candi, tidak apa-apa. Tujuh ratus lima puluh ribu?)
Salam pitung atus seket ewu.
Kemayoran, Jakarta, 05/06/2022 17:13
– ©️ DPS
#melekcerita
#melekberita
Image by Pixabay
*cerita ini hanya fiktif belaka.