Dilema klik dan share. Suara dalam hati saling beradu argumen saat melihat fenomena kepedihan. Foto bisa menginspirasi dan bisa juga menyayat hati.
Sabtu (28/1/2023), saya melihat pak tua berjualan bakso keliling di Jiung, Kemayoran, Jakarta Pusat. Saya tidak tega. Mesakne banget. Kenapa? Usianya sudah sepuh, masih berjuang hidup mencari nafkah.
Tetiba muncul ide untuk memotretnya. Kemudian saya upload foto itu di medsos dengan caption belilah dagangannya.
Caption yang padat, singkat, positif, dan mak jleb. Pikir saya.
Sedetik kemudian, ide saya itu dilawan oleh ide lain.
Jangan! Fota-foto doang tapi tidak beli dagangannya. Kasihan. Apa manfaatnya. Eksploitasi orang lemah. Zalim kamu. Suara ide yang lain.
Kalau begitu, kamu beli saja baksonya. Setelah itu, ya tetap foto dan sebarkan di medsos. Kata ide saya yang pertama.
Jangan! Warganet mana tahu kalau kamu sudah membeli baksonya. Jika kamu menolongnya maka apa perlu kamu umbar-umbar ke medsos? Tetaplah di jalan sunyi untuk urusan begini.
Ayo foto saja. Lekas share. Ini momen epik. Fotomu nanti pasti menginspirasi. Viral. Banyak warganet yang kasihan dan akan tergerak hati dan pikirannya. Ini dakwah. Kamu akan mendapat pahala jariyah. Tidak zalim. Ayo foto!
Kedua ide itu terus bertarung. Mereka saling jual beli argumen.
Lima menitan saya termenung. Saya terus mengikuti suara-suara itu hingga mereka tak terdengar lagi. Hilang. Pergi. Sepi.
Ayo pulang, Mas! suara Paijem tetiba memecah kebekuan.
Baca juga: Quotes Cita-cita Setinggi Langit
Sek sek, lha terus, suara tadi yang menang yang mana Mas? Kamu jadi foto kah? Kamu beli baksonya tidak?
Penasaran ya? Sama, hehehe.
Begitulah sobat online. Di dalam diri Anda, ada sebuah saringan. Dengarkanlah suara-suara hati itu, sebelum Anda bertindak. Meski untuk hal-hal sepele.
Salam sepele.
©️ DPS
Condet, Jakarta, 29/01/2023 11:40
#melekcerita
#melekberita