Dalam perjalanan ke Barat tibalah Bejo di tukang cukur. Di sini ia terlibat obrolan yang santai tapi serius. Obrolan apa? Obrolan tentang Tuhan dan tukang cukur. Bagaimana ceritanya?
Barbershop itu memiliki desain interior yang kekinian. Berbagai model potongan rambut beserta nomornya tertempel rapi di dinding. Model undercut tampak mendominasi.
Terletak di pinggir jalan kuno yang ramai, seperti Jalan Braga, Bandung, kehadiran Barbershop itu semakin menambah keindahan kota. Hilir mudik pejalan kaki, coffee shop, tongkrongan, pengamen, pelukis jalanan dan karyanya adalah paduan elok kala menikmati senja.
Tuhan tidak ada?
Cekrik, cekrik, cekrik, suara gunting memotong rambut Bejo. Entah kenapa, suara itu seperti sirep. Bejo tetiba ngantuk. Ia nyaris pules.
Ketika sedang asik dengan matanya yang setengah merem, Kang Cukur mengajak Bejo ngobrol.
“Tuhan itu tidak ada, mas,” kata Kang Cukur.
Bejo kaget. Ia spontan terbangun. “Kok bisa. Kenapa?” tanya Bejo.
“Kalau Tuhan itu ada, kenapa ada orang yang menderita? Bukankah Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang,” jawab Kang Cukur.
Bejo terdiam. Kata-kata Kang Cukur tak bisa ia elaborasi. Pikirannya blank.
Selesai potong rambut, Bejo melihat seorang gembel dengan rambut panjang berantakan tak jauh dari lokasi Kang Cukur.
Aha, Bejo tetiba dapat ide.
Setelah melalui diplomasi bilateral yang rumit, Bejo mengajak gembel itu menemui Kang Cukur.
Sesampainya di Kang Cukur, Bejo berkata: ” Tukang cukur itu tidak ada. Kalau Kang Cukur ada, kenapa ada orang yang rambutnya panjang dan berantakan seperti ini,” kata Bejo sambil menunjuk ke arah si gembel.
Baca juga : Apa itu Popularitas?
Tuhan dan Tukang Cukur
Plaks! Kang Cukur termenung. Batinnya tertampar. Keras sekali.
Namun karena kerasnya hati, ia tak mau menyerah begitu saja. Ia membantah.
“Bukan Kang Cukur yang tidak ada tapi orang ini yang tidak mau mencarinya. Ia tidak mau mendatangiku,” jawab Kang Cukur.
“Tepat sekali. Kamu benar. Begitu pun Tuhan. Bukan Tuhan tidak ada tapi manusialah yang tidak mau mencari dan mendatangiNya,” balas Bejo.
Kali ini, sekakmat. Giliran Kang Cukur yang terdiam. Kata-kata Bejo menancap ke relung hatinya yang paling dalam. Ia membeku.
Salam membeku.
Kemayoran, Jakarta, 22/05/2023 18:00
© DPS
#melekcerita
#melekberita
Image by DPS
*Cerita ini terinspirasi dari cerita Habib Husein Ja’far Al Hadar