Auman Singa dan Gonggongan Anjing

Date:

Kisah “auman singa dan gonggongan anjing” sering digunakan sebagai perumpamaan atau alegori untuk menggambarkan kekuatan, keberanian, dan kemuliaan (yang diwakili oleh singa) dibandingkan dengan kebisingan dan ketidakberdayaan (yang diwakili oleh anjing).

Dalam perjalanan ke Barat, setelah melewati rimbunnya hutan belantara, sampailah Bejo di Desa Buru. Desa yang rindang, penuh dengan pepohonan besar.

Desa Buru terletak tepat di pinggir Alas Gong Lewang-Lewong. Alas yang masih lebat dengan aneka flora dan faunanya. Mata pencaharian penduduk desa itu, sebagian besar petani dan pemburu.

Seperti biasa, setiap sampai di desa baru, Bejo langsung mencari sesepuh desa tersebut. Bejo bertanya kepada penduduk setempat yang kebetulan sedang lewat.

Kisanak, di manakah rumah sesepuh desa ini? tanya Bejo.

Penduduk tersebut ringan tangan dan sigap menunjukkan Bejo arah menuju rumah yang dicarinya. Bejo tak buang waktu. Sebelum matahari terik, Bejo sudah sampai di rumah Mbah Buru, sesepuh desa.

Bejo diterima dengan hangat. Usia Mbah Buru delapan puluh tahun kurang enam bulan. Bejo mengobrol santai di halaman depan. Di bawah rindangnya pohon beringin Mbah Buru memberi wejangan.

Mbah Buru (MB): Anak muda, tahukah kamu beda singa dan anjing?
Bejo (BJ): Mboten (tidak) mbah.
MB: Singa itu, diam saja mengerikan. Apalagi kalau mengaum?
BJ: (mantuk-mantuk)
MB: Kalau anjing, dia dijadikan permainan karena gonggongannya.

Bejo nyruput kopinya yang sudah tidak panas lagi. Dicernanya dengan seksama kata-kata Mbah Buru.

Gonggongan anjing dijadikan permainan sedangkan auman singa menggetarkan hati seluruh penghuni rimba.

Baca juga : Hubungan antara Tisu dan Cinta

Auman Singa dan Gonggongan Anjing

Mbah Buruh bercerita : Pada zaman dahulu, di sebuah hutan, seekor singa yang perkasa sedang berbaring di bawah naungan pohon besar. Ia menikmati ketenangan hari itu. Di dekatnya, ada sekawanan anjing yang terus menggonggong dengan keras. Ia berusaha menarik perhatian singa dan mungkin juga ingin menantangnya. Namun, sang singa tetap diam dan tidak terpengaruh oleh gonggongan anjing-anjing itu. Singa tahu bahwa kekuatannya tidak perlu dibuktikan kepada anjing-anjing tersebut, dan gonggongan mereka juga tidak dapat mengubah kenyataan bahwa dia adalah raja hutan.

Kisah ini mengajarkan kepada kita Jo bahwa orang yang memiliki kekuatan dan keyakinan sejati tidak perlu terpengaruh oleh kritik atau ejekan dari mereka yang lebih lemah atau tidak penting. Ketenangan dan kebijaksanaan adalah tanda kekuatan sejati.

Auman Singa: Melambangkan orang yang bijaksana, kuat, dan tidak mudah tergoyahkan oleh kata-kata atau tindakan yang tidak penting. Singa tidak merasa perlu untuk membuktikan dirinya kepada yang lain, karena dia sudah tahu siapa dirinya.

Gonggongan Anjing: Melambangkan orang-orang yang berisik, sering kali mengkritik atau mencoba mengganggu orang lain tanpa alasan yang kuat. Mereka mungkin merasa tidak aman atau iri, dan berusaha untuk mendapatkan perhatian dengan membuat kebisingan.

Kesimpulan

Kisah “auman singa dan gonggongan anjing” adalah sebuah perumpamaan yang mengajarkan tentang kekuatan sejati, ketenangan, dan kebijaksanaan. Ini menekankan bahwa mereka yang memiliki keyakinan dan kekuatan dalam diri mereka tidak perlu membuktikan apa pun kepada orang-orang yang hanya membuat kebisingan tanpa kontribusi nyata. Kisah ini mengajarkan kita untuk tetap fokus pada tujuan dan tidak mudah terpengaruh oleh kritik atau gangguan dari pihak-pihak yang kurang penting.

“Begitulah Jo, dalam hidup ini, ketika berdebat, kamu punya Singa dan Anjing di dalam dirimu. Berdebat boleh-boleh saja. Baik sama kawan maupun lawan. Perdebatan itu harus dalam rangka untuk nasehat dan mencari kebenaran. Bukan untuk menang-menangan. Dan ingat, singa tidak melawan anjing,” kata Mbah Buru.

“Nasehat dan kebenaran itu soal apa Mbah. Dan yang dimaksud menang-menangan itu seperti apa?” tanya Bejo.

Mbah Buru menarik nafas dalam-dalam.

“Lain kali aku jelaskan bab itu kepadamu. Aku pesan, meski hidup ini seperti permainan tapi janganlah kamu dijadikan permainan. Yang jelas singa tidak menggonggong tapi mengaum. Gonggongan anjing dijadikan permainan sedangkan auman singa menggetarkan hati seluruh penghuni rimba.” kata Mbah Buru.

Bejo mengangguk. Pikirannya berjalan. Dia loading. Nampaknya paham.

Salam Paham.

(© ADS)

Bogor, 17/06/2024 12:16


*Foto oleh Robert Greene dari Pixabay
*Artikel ini edisi revisi, dipublikasikan pertama 27-10-2018 14:33

Previous article
Next article
Arya Dwi Sasangka
Arya Dwi Sasangkahttps://melekberita.com
Melekberita.com adalah media daring seputar berita. Media yang ringan agar informasi mudah dicerna secara baik dan benar. Sehingga pembaca tercerahkan. Pembaca yang bisa membedakan antara emas dan sampah di tengah gelombang tsunami informasi.

Share post:

Berlangganan

spot_imgspot_img

Popular

Artikel lainnya
Terkait

Ceteris Paribus: Memahami Dunia Ekonomi yang Disimplifikasi

Dalam lautan kompleksitas ilmu ekonomi, dengan berbagai faktor yang...

Hari Pembebasan: Era Baru Lokalisasi?

Awal tahun 2000 an, saya banyak terekspos ide globalisasi....

Sepak Bola: antara Permainan dan Pertandingan

Sepakbola antara permainan dan pertandingan. Apa maksudnya? Bedanya apa?...

Insecure dan Overthinking: Dua Sisi Mata Uang yang Sama

Apa itu insecure dan overthinking? Dewasa ini, kedua topik...