katasimbah.com – Beberapa hari yang lalu, Si Ciprut mendapat tugas dari sekolah. Tugas kelompok. Tugasnya yaitu mengamati lalu mewawancarai pelaku usaha di sekitar rumah.
Tugas yang cukup menantang buat anak SD. Usahanya apa tidak ditentukan. Yang jelas pelaku kegiatan ekonomi. Boleh pedagang kaki lima sampai bintang lima.
Ciprut seneng banget. Doi gercep menentukan sasaran. Planning A, Si Ciprut akan wawancara Mak Ijah pemilik warung klontong di dekat rumah. Planning B, Pak Min tukang bakso di depan sekolah, yang sudah berdiri sejak Bunda Ciprut SD.
Setelah melalui musyawarah mufakat sesuai dengan pengamalan Pancasila sila ke-4, diputuskan kalau Si Ciprut memilih planning B. Alasannya warung klontong sudah biasa. Dia pengen yang tidak biasa. Padahal keknya dia bosan dan pengen main keluar rumah saja. Karena lokasi tukang bakso lebih jauh dari rumah.
H-1, Si Ciprut diskusi dengan ayahnya. Bagaimana strategi dan eksekusi wawancara besok dilaksanakan? Sang ayah cuman memberikan garis besar haluan wawancara. Nanti kamu nanya ini, itu, dan inu. Selebihnya Ciprut yang harus menentukan dan mengolahnya sendiri.
Keesokannya, dengan seragam kebanggaan, Si Ciprut melakukan wawancara. Hasilnya disarikan dan dibuat power point untuk presentasi minggu depan.
Ciprut kelompok empat. Ada lima anak di kelompok Ciprut. Dari lima anak ini, tiga orang wawancara pedagang kaki lima: tukang bakso, tukang bubur ayam, dan tukang es. Sedangkan yang dua orang wawancara karyawan resto cepat saji dan pedagang kelontong.
Hari berganti, selesailah tugas Ciprut membuat presentasi. Sehari sebelum show, ayahnya ngecek hasil kerja keras Ciprut. Secara desain ok. Secara konten ok. Secara plot juga ok.
Mak deg ser, ser deg, deg deg ser, ayah Ciprut terkejut. Dari hasil wawancara Ciprut cs, ternyata selama pandemi, penghasilan pedagang kaki lima tidak turun. Ketika ditanya bagaimana penghasilan mereka sebelum dan setelah pandemi. Mereka menjawab stabil. Bahkan ada satu yang menjawab naik, meski sedikit.
Jika ayah Ciprut punya uang meteran, ayah yang kepoan itu rasanya pengen survei pedagang kaki lima lebih banyak. Agar bisa mengangkat hal-hal yang dianggap minus menjadi layak dan patut untuk diperbincangkan. Dan mengupas semuanya secara tuntas dengan tajam, setajam jempol netizen.
Apakah selama pandemi, ekonomi pedagang kaki lima menurun?
Bukannya apa, sebab di berita katanya ekonomi lagi ngerem. Ekonomi lagi kurang bagus. Ekonomi lagi minus. Ekonomi lagi, ah sudahlah.
Tapi ternyata nyatater, di tugas Ciprut ini jauh berbeda. Tidak sengeri berita-berita itu. Tugas Ciprut seperti dunia lain. Ekonomi ketiga pedagang kaki lima ini stabil.
Apakah tiga pedagang kaki lima tersebut bisa mewakili populasi? Jelas tidak. Boleh jadi mereka masuk dalam margin of error.
Apapun itu, demikianlah kehidupan itu gaes. Dunia dalam berita memang tak sama dengan berita dalam dunia.
Btw, kalau kamu punya uang, jangan belanja ke resto dan mall terus gaes. Kali-kali belilah di kaki lima. Tak kalah enak kok. Dan sudah pasti dijamin lebih murah. Sederhana tapi langkahmu ini sangat berarti. Mereka juga membantu memutar roda ekonomi negeri. Kalau bukan kamu, siapa lagi?
Semoga pandemi lekas berakhir agar ekonomi lekas meroket. Sehingga tak hanya tiga pedagang kaki lima tetapi jutaan pedagang lain yang ekonominya stabil dan melejit.
Salam melejit.
Jakarta – Thamrin 10, 06/05/2021 23.15
#katasimbah
Ciprut dan Ekonomi Kaki Lima di Era Pandemi
Date: