Debat Harimau dan Keledai

Date:

Alkisah di sebuah hutan, pada suatu hari, terjadilah debat harimau dan keledai yang cukup seru. Perdebatan tentang masalah sepele tetapi rumit. Masalah warna rumput. Apa warna rumput?

Keledai dan harimau memiliki pandangan yang berbeda terkait rumput. Masing-masing merasa benar dengan pendapatnya. Mereka ngotot dan tidak mau saling mengalah.

Dalam perdebatan yang panjang itu, mereka tidak menemukan kesepahaman. Mereka akhirnya mengadukan masalah tersebut kepada singa. Sang raja hutan diharapkan bisa memutuskan persoalan pelik itu dengan adil dan bijaksana.

Berikut ini kisahnya:

Keledai berkata kepada harimau: “Rumput itu berwarna biru.”

Harimau menjawab: “Tidak, rumput berwarna hijau.”

Diskusi memanas. Dua selisih pendapat ini tidak menemui titik temu. Keduanya memutuskan untuk menemui singa, untuk mencari solusi.

Sebelum mencapai tujuan, tempat singa duduk di singgasananya, keledai mulai berteriak:
“Yang Mulia, apakah benar rumput itu berwarna biru?”

Singa menjawab: “Benar, rumput berwarna biru.”

Keledai itu bergegas dan melanjutkan: “Harimau itu tidak setuju dengan saya dan menentang serta mengganggu saya, tolong hukum dia.”

Raja kemudian menyatakan: “Harimau itu akan dihukum diam selama satu bulan.”

Baca juga: Fakta dan Fiksi: Perbedaan dan Peran Keduanya dalam Kehidupan

Keledai itu melompat dengan gembira dan melanjutkan perjalanannya. Ia puas dan terus berteriak: “Rumput berwarna biru!”

Harimau menerima hukumannya. Namun, ia bertanya kepada singa: “Yang Mulia, mengapa Anda menghukum saya? Bukankah, rumput itu warnanya hijau.”

Singa menjawab: “Betul, rumput memang berwarna hijau.”

Harimau itu bertanya: “Lalu kenapa Anda menghukum saya?”

Singa menjawab: “Hukuman itu tidak ada hubungannya dengan pertanyaan apakah rumput itu berwarna biru atau hijau. Hukuman itu adalah karena kebodohanmu. Bagaimana bisa makhluk pemberani dan cerdas sepertimu membuang-buang waktu berdebat dengan keledai. Kemudian kamu datang dan menggangguku untuk masalah yang tidak penting ini.”

Kesimpulan

Jangan berdebat dengan orang bodoh dan fanatik yang tidak peduli pada kebenaran atau kenyataan. Percuma dan membuang-buang waktu saja. Mereka hanya peduli pada kemenangan keyakinan dan ilusinya.

Orang bodoh dan fanatik tidak mampu mencerna dan memahami masalah. Mereka juga tidak peduli dengan berapa banyak bukti yang diberikan kepadanya. Karena mereka dibutakan oleh ego dan kebencian. Yang mereka inginkan hanyalah pembenaran atas kesalahannya.

Ketika orang bodoh dan fanatik berteriak tanpa akalnya, orang cerdas lebih baik diam. Kedamaian dan ketenangan Anda lebih berharga.

Kini, harimau telah mengerti dan memahami kesalahannya. Ia menerima hukuman tersebut dengan legowo. Katanya : “Goodbye Sir, please go back to your asal-usul.”

Salam asal-asul.

Kemayoran, Jakarta, Rabu (05/06/2024) 16:51

#melekide
#melekberita

*Foto oleh Mario Hagen dari Pixabay

Arya Dwi Sasangka
Arya Dwi Sasangkahttps://melekberita.com
Melekberita.com adalah media daring seputar berita. Media yang ringan agar informasi mudah dicerna secara baik dan benar. Sehingga pembaca tercerahkan. Pembaca yang bisa membedakan antara emas dan sampah di tengah gelombang tsunami informasi.

Share post:

Berlangganan

spot_imgspot_img

Popular

Artikel lainnya
Terkait

Insecure dan Overthinking: Dua Sisi Mata Uang yang Sama

Apa itu insecure dan overthinking? Dewasa ini, kedua topik...

Spekulasi dan Bisnis

Dalam perjalanan ke Barat, Bejo bertemu dengan Empu Wiseruh....

Candu Belanja Online

Candu belanja online. Transaksi online dalam beberapa tahun semakin...

Jumat Berkah

Jumat Berkah adalah hari Jumat yang didedikasikan untuk memperbanyak...