Prospek Industri di Indonesia 2014

Date:

Katasimbah.com – Beberapa asosiasi industri menghadiri acara MarkPlus Conference 2014 untuk memaparkan prediksi bisnis tahun 2014. Acara tersebut digelar di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis 12/12/2013.

Di jadwal, asosiasi industri yang hadir diantaranya : Perbanas, REI, Gaikindo, Aprindo, Gapmmi, Gabel, ATSI, APPBI dan PHRI.

Dalam acara tersebut ada sesi Industry Outlook In Indonesia 2014 yang dipandu langsung oleh Hermawan Kartajaya. Apa saja tantangan, prospek dan peluang bisnis tahun 2014 dari sisi industri.

Industri Mobil

Penjualan mobil tahun 2012 sebesar 1,1 juta mobil. Tahun 2013 naik 100 ribu menjadi 1,2 juta mobil.

Tahun 2014 ada beberapa isu yang membuat industri mobil relatif stagnan. Isu itu antara lain : mata uang asing menguat, kenaikan UMR, suku bunga bank / BI rates 7,5% (tinggi). Disamping itu, pajak progresif kendaraan dan biaya balik nama dari 10% menjadi 20% juga mempengaruhi pelaku usaha.

Meski demikian bukan berarti tidak ada harapan. Harapan di tahun 2014 adalah adanya PP 41 yang mamayungi lahirnya Low Cost Green Car (LCGC). LCGC membuka pasar sangat luas dan segmen baru di Indonesia.

Negatifnya LCGC, isu menambah kemacetan jalan. Positifnya, jika tidak ada LCGC tidak ada penambahan investasi, tidak ada penambahan lapangan kerja, tidak ada transfer teknologi, tidak ada yang bisa memberhentikan kapal luar negeri yang mengangkut LCGC buatan Thailand, China, dsb masuk ke Indonesia.

Sementara itu, industri motor masih menjanjikan. Munculnya LCGC tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan motor. Harga LCGC masih relatif mahal, 10x lipat harga motor. Segmen berbeda. Penjualan motor tahun ini sebesar 7,6 juta. Tahun 2014 diproyeksikan tumbuh 9%.

Telekomunikasi

Dalam kurun 12 tahun terakhir, pertumbuhan industri telekomunikasi sebesar 1333%. Pertumbuhan industri yang paling tinggi di Indonesia. Industri telekomunikasi adalah kontributor nomor delapan terhadap GDP.

Jika pertumbuhan GDP tahun 2014 sudah diramalkan sebesar 5,8% maka industri telekomunikasi masih tumbuh 2-3 % di atas GDP. Volatilitas nilai tukar rupiah dan melambatnya GDP tidak begitu mempengaruhi industri ICT yang kerap mengalami anomali.

Elektronik

Perkiraan pertumbuhan industri di tahun 2013 sebesar 15% ternyata meleset. Faktanya cuma 12%. Tahun 2014 diprediksi pertumbuhan hanya 10%.

Adanya siaran digital membuka peluang baru. Siaran digital butuh device baru yaitu setup box. Pembuatan set-top box menjadi harapan baru pelaku usaha.

Tahun 2013, nilai total penjulan handphone lebih besar dari nilai total penjualan seluruh barang elektronik, seperti TV, kulkas, AC, setrika dan sebagainya.

Produk elektronik saat ini, termasuk handphone, 50% masih diimpor dalam bentuk barang jadi. Regulasi impor bisa merangsang pertumbuhan industri elektronik di dalam negeri.

Rumah

Tahun 2013, prediksi pertumbuhannya adalah 20%. Ternyata realitanya hanya 17%. Tahun 2014 pertumbuhannya diprediksi sekitar 10%.

Adanya kebijakan Loan To Value (LTV) bagi kredit perumahan merupakan tantangan bagi pelaku usaha.

Jika di industri mobil ada LCGC maka di industri perumahan yang digenjot adalah rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Hotel & Pariwisata

Tahun 2013, jumlah wisman sebesar 8 juta. Sedangkan jumlah perjalanan wisnus sebesar 240 juta.

Pada tahun 2014, diperkirakan jumlah wisman naik menjadi 8,6 juta dan jumlah perjalanan wisnus naik ke 255 juta.

Makanan

Tahun depan industri makanan relatif stabil. Pada tahun 2013 prediksi pertumbuhannya 8%.

Retail

Pertumbuhan 2013, sebesar 16%. Padahal ramalannya adalah 12%. Satu-satunya industri yang pertumbuhannya sangat tinggi.

Namun meski demikian, secara profit and loss lebih jelek dari tahun lalu. Kenapa? Karena sewa mall naik, upah naik.

Tahun depan, peak season hanya sekali di pertengahan tahun. Tahun 2014 prediksi pertumbuhannya sekitar 2%-14%.

Di Jawa pertumbuhannya stagnan. Di Sumatera Sulawesi masih tumbuh. Mulai banyak asing yang masuk.

Mall

Saat ini ada 173 mall di Jakarta. Moratorium mall menyebabkan pembangunan mall bergeser ke pinggiran Jakarta dan sudah mulai masuk ke daerah. Daerah tingkat dua mulai dijajaki.

Kini, mall bukan lagi menjadi pusat belanja saja tapi juga menjadi pusat budaya, sports, science dan sebagainya.

Bank

Pertumbuhan kredit, 3-4 kali pertumbuhan ekonominya. Jika pertumbuhan ekonomi dipatok 5%-6%, maka pertumbuhan kredit berkisar 15%-24%.

Kebijakan ekonomi sekarang masih kebijakan ekonomi parasetamol. Menurunkan demam. Kalau tidak bisa kejang yang dalam bahasa ekonomi disebut krisis.

Masalah sebenarnya adalah defisit perdagangan karena pengelolaan energi, terutama minyak. Jumlah subsidi BBM adalah 300 T. Uang sebesar ini bisa untuk membuat jalan tol keliling Jawa sebanyak 10 kali.

Nilai dolar naik turun di jarak Rp 11.000 sampai Rp 12.500. Bunga kredit bank diperkirakan masih lebih besar dari 10%.

(@DPSasongko)

Arya Dwi Sasangka
Arya Dwi Sasangkahttps://melekberita.com
Melekberita.com adalah media daring seputar berita. Media yang ringan agar informasi mudah dicerna secara baik dan benar. Sehingga pembaca tercerahkan. Pembaca yang bisa membedakan antara emas dan sampah di tengah gelombang tsunami informasi.

Share post:

Berlangganan

spot_imgspot_img

Popular

Artikel lainnya
Terkait

Candu Belanja Online

Candu belanja online. Transaksi online dalam beberapa tahun semakin...

Jumat Berkah

Jumat Berkah adalah hari Jumat yang didedikasikan untuk memperbanyak...

Ada apa di Tahun Baru

Ada apa di tahun baru? Apa hal penting yang...

Apa Investasi Terbaik

"Apa investasi terbaik?" tanya seorang kawan dalam sebuah obrolan...