Aku melihat anak-anak belajar
Ada yang menggambar, menulis, dan menghitung
Kemudian aku melihat kertas kosong
Aku berikan kepada mereka
Anak-anak
Tugas kalian hari ini adalah kertas kosong
Isilah kertas tersebut dengan bebas
Sesuai dengan pikiran dan perasaan kalian
Lima sepuluh menit
Aku berkeliling
Kuperhatikan mereka satu per satu
Apa yang telah digoreskannya
Kepada anak yang belajar menggambar
Kertas kosong itu mendadak menjadi lukisan
Mereka menggambar rumah, pesawat, dan pemandangan
Indah sekali
Kepada anak yang belajar menulis
Kertas kosong itu mendadak menjadi cerita
Mereka menulis puisi, curahan hati, dan cita-citanya
Indah sekali
Kepada anak yang belajar menghitung
Kertas kosong itu mendadak menjadi coretan
Mereka menambah, mengurang, mengali, dan membagi
Indah sekali
Kepada anak yang belajar mengerjakan soal abc
Kertas kosong itu ternyata tetap kosong
Mereka bingung
Mau mengisinya dengan apa
Aku teringat tentang ujian itu
Aku teringat tentang bank soal
Aku teringat tentang pendalaman materi, intesif dan bimbingan belajar
Di depan kertas kosong, mereka dibuat tak berdaya
Memilih jeruk atau apel
Memilih katak atau kelelawar
Memilih memaafkan atau mendendam
Itu mudah
Membuat tanah kosong menjadi jeruk atau apel
Membuat tanah kosong menjadi katak atau kelelawar
Membuat hati yang kosong menjadi memaafkan atau mendendam
Itu jauh lebih sulit
Kertas kosong
Setiap kita memilikinya
Sudah kau lukis, coret, atau tulis apa kertas itu
Atau masih kau biarkan tetap kosong
Baca juga: Apa itu Data, Fakta, dan Opini
Kemayoran, Jakarta, 23/01/2022 22:40
©DPSasongko
#melekpuisi
#melekberita
Kertas kosong.
Setiap kita memilikinya.
Sudah kau lukis, coret, atau tulis apa kertas itu.
Atau masih kau biarkan tetap kosong.
Image by Pixabay