melekberita.com – Dalam perjalanan ke Barat, Bejo tiba di Desa Rojokoyo. Desa yang subur makmur gemah ripah loh jinawi tata tentrem kertoraharjo.
Penduduk desa hidup rukun. Tidak ada copras capres pun politik identitas. Apalagi politik kebenaran, politik kebencian, dan juga politik darah biru.
Kondisi desa bersih dan rapi. Infrastruktur terawat dengan baik. Pembangunan dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Yang baik dilanjutkan, yang kurang diperbaiki.
Semua masalah di desa diselesaikan lewat jalan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dengan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa serta mengedepankan persatuan yang bertujuan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat desa.
Desa Rojokoyo jauh dari kesan angker. Semua terang benderang. Tidak ada wilayah gelap.
Baca juga : Salam Lunas
Pagi itu suasana desa cerah. Hawa dingin dan embun pagi menyelimuti desa. Di emperan rumah Sang Guru, di bawah pohon beringin Bejo ngobrol asik.
Guru, ceritakan kepada saya tentang setan.
Setan kuwi onok limo ngger. Setan main, mabuk, maling, madat, lan madon.
Bejo ngangguk-ngangguk.
Kelima setan itu berhubungan erat dengan uang, harta, atau kekayaan.
Maksudnya Guru, tanya Bejo.
Begini. Jika kamu kaya maka kelima setan itu akan mendatangimu. Tapi jika kamu miskin maka kamu sangat dekat dengan setan-setan itu.
Bejo mengangguk, mengisyaratkan kalau dia mengerti.
Oleh karena itu, agar selamat dan terhindar dari setan tersebut kamu harus eleng lan waspodo. Kamu mesti nerimo ing pandum. Selalu bersyukur atas yang kamu punya. Ojo kemrungsung tapi tetap ikhtiar.
Bejo mengangguk, disruputnya kopi yang sudah dingin itu. Tak berasa, matahari sudah 45 derajad. Panasnya menembus genting, menerobos plafon dan menghangatkan emperan.
Setan kuwi onok limo ngger. Setan main, mabuk, maling, madat, lan madon.
Kata-kata Sang Guru adalah gelombang longitudinal yang menggetarkan gendang telinga, mengaktifkan kelistrikan di otak, dan meresonansi hatinya. Bejo tersengat. Jiwanya terhentak.
Setan ternyata tak selalu makhluk yang menyeramkan, seperti: pocong, jaelangkung, dan kuntilanak. Tetapi juga molimo.
Salam molimo.
Tebet, Jakarta, 14/10/2022 09:42
– ©️ DPS
#melekcerita
#melekbahasa
*Image by DPS