melekberita.com – Beberapa hari yang lalu, aku beli tas koper di kaki lima. Penjualnya adalah seorang wanita muda, sebut saja Bunga.
Bunga dibantu oleh seorang asisten, yang juga wanita muda. Mungkin adik atau saudaranya. Mereka akrab dan hangat.
Lapak Bunga sepi. Setengah jam di sini, tak ada satupun orang mampir. Koper memang tak seperti sembako. Tidak setiap hari orang membutuhkannya.
Lapak Bunga tidak jauh dari kosannya, sekitar 15 meter. Kos Bunga masuk ke gang kecil. Di sana ada beberapa petak kamar. Di dalam kosan itu, Bunga juga menyimpan dagangannya.
Bunga menjual tas koper tersebut 350 ribu. Aku tawar 300 ribu tidak dikasih. Sedikit negosiasi, kami akhirnya sepakat di harga 330 ribu.
Ada semacam rasa menang-menang di situ. Bunga turunkan harga dan aku naikkan harga. Inilah teknik negosiasi yang lazim dan ampuh.
Tas koper tersebut adalah barang lelangan dari sebuah mall. Kalau di mall, tas tersebut harganya mungkin 600 ribuan.
Sampai di rumah, aku menyesal. Kenapa tadi aku menawar. Terbayang jelas paras Bunga yang bimbang, ragu. Takut aku tak jadi beli. Namun disaat yang sama juga ingin aku membeli.
Sorot mata Bunga berisi. Tingkah luwes. Wajahnya sumringah setelah dagangannya aku beli.
Selisih dua puluh ribu saja, perhitungan. Mana, katanya mau menolong sesama. Emang berapa koper yang bisa Bunga jual sebulan (penghasilannya). Bagaimana Bunga bertahan hidup hari ke hari, bayar kos, makan. Tega, jangan bakhil. Dan pertanyaan serupa yang terus menggelayut.
Selow, aku mendadak melow. Ingat tentang nasehat beli di kaki lima. Ingat nasehat tentang jangan menawar. Tetiba hatiku gerimis. Aku belum bisa menjalaninya.
Gess, Bunga ada di mana-mana. Tukang buah, bakul ember, penjual mainan, penjual ikan, tempe, sayur. Mereka gigih bekerja di tengah terik, becek, berdebu. Merekalah sejatinya yang menggerakkan roda ekonomi negeri ini.
Mereka bekerja keras hanya untuk sekadar bertahan hidup. Bukan untuk menjadi kaya. Di belakangnya mungkin ada anak yang minta susu, buku, tas, seragam, uang sekolah, paket data, dan lainnya.
Gess, jika kamu makan di resto habis 500 ribu tak pernah menawar. Jika kamu belanja di mall habis satu dua juta tak pernah menawar. Sesekali, belanjalah ke mereka, kaki lima dan jangan menawar. Bisa?
—
Bogor, 07/04/2018 14:27