Rahasia Awet Muda dan Sehat

Date:

Di usianya yang renta, di atas 80 tahun, lelaki itu masih sehat wal afiat. Badannya segar bugar. Gerak langkahnya sat-set. Banyak orang nggumun (heran) dan penasaran. Mereka bertanya : apa rahasia awet muda dan sehat?

Dalam perjalanan ke Barat, di gubuk persimpangan jalan pinggir desa, Bejo rehat. Tubuhnya letih. Sudah tujuh kali putaran jam, Bejo menempuh perjalanan.

Siang itu panas terik. Angin sawah bertubi-tubi menghantam tubuh Bejo. Semlilir. Rasa kantuk yang menyergap sejak tadi tak lagi tertahankan. Bejo tergeletak, pules.

Saat membuka mata, Bejo melihat ke langit-langit atap. Pemandangannya beda. “Di mana ini,” batinnya.

“Ngger, sudah bangun,” kata suara di depan dipan memecah keheningan.

Bejo kaget. “Maaf, saya ada di mana?,” tanyanya.

“Santai saja. Namaku Mbah Joyo. Tadi pas pulang ngarit, aku melihat kamu terbaring di gubuk. Aku pikir pingsan. Letih sekali nampaknya,” kata Mbah Joyo.

Bejo sadar. Dia sudah berada di sebuah rumah. “Nggih Mbah. Saya letih dan lapar,” kata Bejo.

“Kebetulan nasi dan sayur lodeh Mbah Bejo barusan matang, ayo kita makan dulu,” ajak Mbah Joyo.

Kata-kata Mbah Joyo bak mantra. Spontan Bejo mengikutinya. Ia tak kuasa menolak.

Rahasia Awet Muda dan Sehat

Rumah Mbah Joyo cukup lega meski tidak terlalu besar. Dindingnya dari kayu dan halamannya luas. Ada pohon mangga dan sawo yang membuatnya teduh.

Selesai makan, kira-kira ba’da Ashar, Mbah Joyo ngopi bareng di beranda bersama Bejo. Mbah Joyo cerita panjang lebar soal hidup dan kehidupan.

“Tahun ini, umur simbah 81 tahun,” katanya.

Di usianya yang senja, Mbah Joyo seperti anak muda yang berumur 30 tahunan. Polahnya lincah dan gesit jauh dari kata renta. Matanya bercahaya, optimistis menjalani hidup penuh harap.

Mbah Joyo punya tiga ekor sapi. Sehari-hari ia ngarit. Tenaganya luar biasa. Alam menempanya dengan baik.

“Lho nggih to. Kok masih sehat, seger waras, rahasianya apa mbah?” tanya Bejo.

“Cuma dua. Jangan punya hutang dan jangan dendam,” jawab simbah.

Bejo mantuk-mantuk.

“Sejak muda, simbah tak biasa berhutang. Simbah biasa hidup apa adanya. Nerimo ing pandum. Simbah juga tak dendaman atau gampang sakit hati. Siapapun dan kejadian apapun yang tak mengenakkan, tak pernah simbah masukin hati. Simbah bersyukur dan maafkan semuanya sebelum tidur malam. Simbah kembalikan semua sama Gusti Allah. Sumeleh,” kata simbah.

Bejo kembali mantuk-mantuk. Wejangan Mbah Bejo menancap dalam di hatinya. Disruputnya kopi item dari gelasnya. Aliran kafein terasa ke otaknya. Padang.

“Itu pesan simbah ngger. Jaga diri baik-baik. Di manapun sing teliti setiti ngati-ati,” katanya.

“Nggih mbah,” jawab Bejo sambil menyruput kopi lagi. Ternyata kopinya habis. Ampaslah yang masuk ke mulutnya. Bejo cengar-cengir. Malu.

Karena kopinya Bejo sudah habis, habis pula cerita ini. Salam sruvuts.

© ADS


Jakarta, 27/04/2019 21:36

#melekcerita

*Foto oleh Ilona Ilyés dari Pixabay

Arya Dwi Sasangka
Arya Dwi Sasangkahttps://melekberita.com
Melekberita.com adalah media daring seputar berita. Media yang ringan agar informasi mudah dicerna secara baik dan benar. Sehingga pembaca tercerahkan. Pembaca yang bisa membedakan antara emas dan sampah di tengah gelombang tsunami informasi.

Share post:

Berlangganan

spot_imgspot_img

Popular

Artikel lainnya
Terkait

Insecure dan Overthinking: Dua Sisi Mata Uang yang Sama

Apa itu insecure dan overthinking? Dewasa ini, kedua topik...

Spekulasi dan Bisnis

Dalam perjalanan ke Barat, Bejo bertemu dengan Empu Wiseruh....

Candu Belanja Online

Candu belanja online. Transaksi online dalam beberapa tahun semakin...

Jumat Berkah

Jumat Berkah adalah hari Jumat yang didedikasikan untuk memperbanyak...