Brand dan Ilusi Kebahagiaan

Date:

katasimbah.com – Kenapa kamu merokok? Untuk pergaulan, biar gagah, lanang tenan, modern, pintar, lebih kreatif, inspiratif, hilangkan stres, jadi orang besar, keren, lsp.

Dari hasil survei ngawur #katasimbah ditemukan hasil yang mengejutkan. Perokok merasa bahagia dengan merokok.

Brand rokok benar-benar nempel dan melekat erat di otak konsumennya. Juga di hatinya.

Produsen rokok telah melakukan proses brand positioning yang luar biasa. Pikiran dan hati konsumen telah mereka menangkan.

Untuk membangun itu tidak mudah. Butuh ilmu dan waktu ker. Selain itu juga uang yang tidak sedikit.

Cukai rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar penerimaan negara. Dari laporan keuangan tahun 2011, penerimaan cukai rokok sebesar Rp 77 triliun. Jika cukainya saja sebesar itu bisa dibayangkan, berapa uang yang beredar dari bisnis ini. Wow.

Kembali ke laptop. Meski divonis sebagai barang tidak sehat yang bisa menyebabkan kanker, jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin, rokok tetap dipandang sebagai sesuatu yang positif.

Meski ada yang melabeli haram itu juga bukan halangan. Bahkan, sampai ada guyonan, kalau yang terpilih menjadi ketua dalam sebuah muktamar adalah ahli hisap atau perokok berat.

Meski di tempat umum dilarang, mereka (perokok) tidak patah arang. Kalau bisa malah melawan. Jika tak ada pantauan, diam-diam mereka tetap merokok di tempat terlarang. Kadang malah terang-terangan. Rokok telah menjadi tuan.

Meski hidup serba kekurangan, rokok tetap jadi teman. Tak boleh ditinggalkan. Makan gak makan yang penting merokok. Tiga ratus ribu sebulan untuk rokok tak apa. Meski anak tak makan, tak sekolah tak jadi soal. Asal tetap bisa merokok berarti aman.

Pertanyaannya, kok bisa? Itulah kekuatan brand dan marketing itu ker.

Ada tangan-tangan tak terlihat yang bekerja siang malam di balik layar. Para ahlinya mampu meracik ramuan cuci otak dan bisa menciptakan ilusi kebahagiaan lewat gaul, gagah, modern, kreatif, nyaman, keren, lsp.

Mereka mampu membuat sebuah brand menjadi top of mind yang wow sekali. Hingga pada akhirnya konsumen sulit lepas dari brand rokok itu. Karena hati dan pikirannya telah mereka taklukkan. Loyalitas tanpa batas perokok tidak perlu disangsikan lagi bukan?

Hebatnya, ternyata brand dan ilusi itu tidak mati. Mereka terus hidup. Seperti ideologi, seperti juga manusia. Sehingga seolah-olah langgeng.

Dalam bidang manajemen, acapkali strategi-strategi atau apa saja yang mereka kerjakan itu diperbincangkan sebagai sebuah ‘ilmu’ yang layak dipelajari. Menarik bukan?

Piye ker? Sadar atau tidak, brand dan ilusi kebahagiaan itu nampaknya juga bagian dari kehidupan ini. Salam.

(@DPSasongko)

Arya Dwi Sasangka
Arya Dwi Sasangkahttps://melekberita.com
Melekberita.com adalah media daring seputar berita. Media yang ringan agar informasi mudah dicerna secara baik dan benar. Sehingga pembaca tercerahkan. Pembaca yang bisa membedakan antara emas dan sampah di tengah gelombang tsunami informasi.

Leave a Reply

Share post:

Berlangganan

spot_imgspot_img

Popular

Artikel lainnya
Terkait

Insecure dan Overthinking: Dua Sisi Mata Uang yang Sama

Apa itu insecure dan overthinking? Dewasa ini, kedua topik...

Spekulasi dan Bisnis

Dalam perjalanan ke Barat, Bejo bertemu dengan Empu Wiseruh....

Candu Belanja Online

Candu belanja online. Transaksi online dalam beberapa tahun semakin...

Jumat Berkah

Jumat Berkah adalah hari Jumat yang didedikasikan untuk memperbanyak...