Ⓜ️ melekberita.com – Kalau di Finlandia, negara yang konon ‘terbaik’ sistem pendidikannya, sekolah itu bebas. Mau belajar apa saja boleh. Tidak ada ujian nasional atau nilai. Proses belajar mengajar di sana merdeka dan kreatif. Siswa diberikan tugas tidak hanya terkait kemampuan akademis. Tetapi juga kemampuan kreatifitas, berpikir kritis, analitis, taktis, dan strategis.
Di sini, sekolah itu banyak buku, banyak tugas, dan banyak belajar. Siswa tidak merdeka. Beban. Tertekan. Hanya mengejar nilai. Monoton. Tidak kreatif. Kurang berpikir kritis, analitis, taktis, dan strategis.
Pernah mendengar kata-kata seperti itu enggak? Kalau enggak, selamat Anda baru saja mendengarnya. 😉
Owalah gaess..
Anak baru diberi tugas bikin prakarya dari kertas atau botol plastik bekas saja, orang tuanya sudah repot, pusing, baper, ngeluh, ngedumel, nyinyir, dll. Kok minta diberi tugas kritis, analitis, taktis, dan strategis. 🤭✌
Tapi saya yakin, itu bukan Anda kan?
**
Tahun 2022 akan diberlakukan kurikulum prototipe. Selamat datang kurikulum prototipe, dan selamat tinggal kurtilas.
Apa itu kurikulum prototipe?
Kurikulum prototipe memungkinkan siswa lebih merdeka dalam belajar.
Kenapa? Karena pada kurikulum baru ini penjurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA) akan dihapuskan. Siswa bebas memilih mata pelajaran yang diminatinya.
Untuk mewujudkan itu, tidak ada lagi jurusan ilmu sosial, alam, dan bahasa di jenjang SMA. Di kelas XI dan XII, siswa bebas memilih kombinasi mata pelajaran yang diminati, dan/atau yang mendukung cita-citanya.
Siswa yang ingin jadi matematikawan, ia tidak harus belajar biologi, misalnya.
Dalam Keputusan Mendikbud Ristek Nomor 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak dijelaskan bahwa khusus kurikulum SMA, siswa yang duduk di kelas X akan mengikuti mata pelajaran seperti yang ada di SMP (mata pelajaran umum). Sekolah dapat juga menentukan pembagian muatan pelajaran IPA dan IPS pada kelas X tersebut.
Ketika naik kelas XI, barulah siswa dapat menentukan mata pelajaran pilihannya sendiri. Pelajaran yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Namun, akan tetapi, pelaksanaan kurikulum prototipe ini masih bersifat pilihan (opsional). Sekolah dipersilahkan untuk menggunakan kurikulum yang lama atau baru, sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan sekolah.
Ganti pejabat ganti kurikulum?
Bagaimana sikap kita sebagai orang tua menghadapi kurikulum yang gonta-ganti?
Negara punya kurikulum. Sekolah punya kurikulum. Dan Anda sebagai orang tua, juga mesti punya kurikulum. Antara ketiganya: kurikulum Anda, negara, dan sekolah harus bisa bersinergi positif. Sehingga kita bisa tetap adaptif dan tangkas merespon perubahan dan perkembangan zaman.
Konkretnya bagaimana?
Misal anak Anda ingin menjadi youtuber. Di sekolah mungkin belum ada pelajaran tentang pembuatan konten. Mulai dari scripting, shooting, editing, dan publishing. Nah, di sinilah peran Anda sebagai orang tua untuk mengisi hal-hal yang kosong tersebut.
Kompetensi yang dibutuhkan oleh anak Anda tetapi tidak diajarkan lewat kurikulum di sekolah dan negara, Anda bisa mengajarinya. Tentu Anda tidak harus mengajarinya sendiri.
Kompetensi dasar seperti berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi didapat dari sekolah. Kompetensi teknis: shooting, editing, publishing diperoleh dari pembelajaran mandiri. Di sinilah sinergi positif, antara kurikulum Anda dan negara itu terjadi.
Kembali ke Finlandia, saya penasaran. Apakah di sana juga gonta-ganti kurikulum?
Dari hasil penelusuran saya di google, saya menemukan artikel di kompas.com, seperti berikut:
Seorang pakar dan praktisi pendidikan Finlandia bernama Petri Vuorinen yang menjabat sebagai Kepala Sekolah The English School di Helsinki mengungkapkan, kurikulum nasional yang telah ditetapkan di negara itu akan berlaku selama 10 tahun dan tidak akan berubah meskipun pemerintahan dan kebijakannya berganti.
Saya jadi teringat kata iklan beberapa tahun yang lalu: buat anak kok coba-coba.
Eh, tapi kalau tidak coba-coba kan tidak tahu ya, gagal atau sukses.
Salam sukses.
Kemayoran, 5/1/2021 8:38
©️DPSasongko
#melekberita
#melekpendidikan
Image by Pixabay