Sekitar tahun 2010, seorang teman dekat ikut produk keuangan unit link. Kenapa? Alasan utamanya adalah ia ingin mendapat perlindungan asuransi sekaligus bisa investasi. Cocok. Pas, sesuai kebutuhannya saat itu.
Sebelum mendaftar, teman ini mengajak ngobrol saya. Ia meminta pandangan saya. Saya berusaha menunjukkan pilihan alternatif. Menurut saya, kalau tujuan dia seperti itu, lebih baik ambil produk terpisah saja. Asuransi sendiri. Investasi sendiri.
Kenapa? Sederhananya jika digabung, premi yang kita bayar itu akan dibagi ke beberapa bagian. Tidak hanya untuk biaya asuransi dan investasi, tapi juga biaya administrasi, biaya akuisisi, dan biaya lainnya. Komposisinya kita tidak tahu. Sehingga nanti hasilnya kurang maksimal.
Teman saya berargumen sedemikian rupa. Ini produk bagus, banyak manfaatnya. Misalnya: perlindungan hingga usia 99 tahun, jika terjadi resiko maka kita tak perlu bayar premi, jika tidak terjadi apa-apa cukup bayar 10 tahun saja tetap dapat manfaatnya, dan bisa dobel klaim. Penjelasan serupa yang pernah disampaikan agen unitlink kepada saya.
Saya kalah. Argumen saya tak cukup kuat untuk mengubah keyakinan teman saya. Argumen agen unit link telah menancap dalam sekali.
Jujur, saat itu saya termenung. Ilmu dan pengetahuan yang saya miliki, serasa sia-sia. Tidak bisa mengubah sikap teman dekat sendiri. Ah tapi siapalah saya ini.
Beberapa tahun kemudian saya tanyakan kabar unit linknya. Teman saya bilang, sudah ia tutup.
Kenapa? Karena hasilnya tidak optimal. Ia tutup setelah ikut sekitar tiga tahun dengan rugi sekitar tiga jutaan. Gak papa, daripada rugi lebih banyak, katanya.
Beberapa bulan yang lalu, saya baca berita tentang produk unit link yang dipermasalahkan nasabahnya. Karena janji pengembalian 100% di tahun ke-10 ternyata hanya dikembalikan 30%.
Ah beruntung, teman saya tadi tidak ikut sampai tahun kesepuluh.
Hari ini, saya googling, kasus unit link itu masih belum selesai. Entah gimana nanti akhirnya.
Membelanjakan uang untuk jangka panjang, seperti membeli unit link, asuransi atau investasi itu butuh pertimbangan yang matang dan mendalam. Tidak bisa grusa-grusu. Emosional.
Kenapa?
Karena namanya investasi itu bisa untung, bisa rugi. Jadi baca, pelajari, pahami dengan seksama. Endapkan, saring, baru putuskan.
Sebab yang Anda belanjakan itu adalah uang, bukan daun.
Salam daun.
Kemayoran, Jakarta, 12/02/2022 22.50
©️ DPSasongko
#melekfinansial
#melekberita