melekberita.com – Adakah acara atau kegiatan yang bisa menggerakkan manusia di dunia ini secara serentak selain perayaan tahun baru? Olimpiade atau piala dunia sekalipun, kehebohannya belum menandingi acara perayaan pergantian tahun itu.
Tahukah anda, pada perayaan tahun baru, terjadi fenomena perpindahan uang dari kantong ke kantong. Dari kantong tamu ke kantong kasir hotel, dari kantong pegawai ke kantong penjual kembang api, terompet, kopi susu, nasi goreng, bakso, siomay, mie goreng, dan lain sebagainya.
Berapakah jumlah uang yang berpindah itu? Sepuluh juta, seratus juta, seribu juta (satu milyar)? Adakah yang pernah menghitungnya?
Adakah kegiatan ‘pemerataan’ atau peresapan ekonomi bisa bergerak serentak dalam waktu singkat seperti kemarin, Senin (31/12/2012). Di mana mereka yang makan nasi aking, singkong, nasi, burger, hingga steak bisa tumplek blek menjadi satu. Tidak ada perbedaan. Semua menikmati suasana pergantian malam.
Manusia mendadak sama derajadnya. Yang di pinggir jalan, yang kehujanan, yang di hotel bintang tujuh hingga hotel pucuk gunung, semua punya tujuan yang sama, yaitu: merayakan tahun baru. Sebuah semangat masal yang luar biasa.
Asiknya, tidak hanya hedonisme belaka. Pada perayaan tahun baru tempat ibadah juga ikut ramai. Di sana ada PKL (penjual bakso, siomay, nasi goreng dan lainnya) yang dapat ‘resapan’ uang dari jamaah.
Semesta mencari keseimbangannya sendiri. Antara dunia dan akhirat. Tidak tahu ini hukum apa. Apakah sudah sunatullah?
Baca juga: Logika Kang Paino dan Nalar Kang Ngatno
Kembang Api
Berapa biji/ton kembang api yang dibakar pada perayaan malam pergantian tahun baru di Jakarta. Ada yang tahu? Main salah-salahan saja yuk. Jika jumlah kembang api yang dibakar di Jakarta itu ada 100 K maka 100K x Rp. 50K = Rp. 5000 K2 (Rp. 5M). Bagaimana dengan Makassar, Surabaya, Medan, Sydney, London, New York, Dubai dan lainnya.
Dari mana sih kembang api itu?
Kembang api ditemukan di Cina sebelum abad 13. Pada waktu itu juru masak istana mencampur belerang, arang dan ‘garam hitam’ untuk bumbu masak. Gak tahunya bisa meledak dan menghasilkan cahaya yang apik.
Saat itu, orang Cina percaya menyalakan kembang api bisa mengusir roh jahat. Apakah kemarin, kembang api dinyalakan juga untuk mengusir roh jahat?
Abad ke-13, Marcopolo membawa bubuk mesiu kembang api dari Cina ke Eropa. Teknologi kembang api lalu berkembang pesat dan jadi populer seperti sekarang.
Akhirnya, kalau Peno gak bisa membuat acara yang sebegitunya, lebih besar, masif, ramai, menggerakkan ekonomi dan penuh hikmah. Gak zaman mencela, olok-olokan, sinis menyinisi dan berpolemik bab perayaan tahun baru.
Sekian, Selamat Tahun Baru 2013, semalam Peno merayakan tahun baru di mana?
(©DPS)