melekberita.com – Dua bocah kelas dua SD sedang asik ngobrol dengan temannya soal siaran TV di rumahnya di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022). Mereka membahas siaran TV di rumahnya yang tiba-tiba hilang. Tidak bisa dilihat seperti biasanya.
“TVku di rumah, dari channel satu sampai 25 tidak bisa dilihat, semut semua,” kata Galih.
“Iya sama, di rumahku juga tidak bisa, semut semua,” kata Zara.
Saya yang mendengar obrolan itu kemudian ikut nimbrung.
“Emang kenapa TVnya?” tanya saya.
“Tidak bisa dilihat Kak, burem, semut semua isinya, kata mama mesti dipasang box,” jawab Zara.
“Itu TV di rumah kamu saja atau TV di teman-teman kamu juga tidak bisa dilihat?” tanya saya lebih lanjut.
“Di teman-teman aku juga tidak bisa dilihat Kak, di rumahnya Frendi juga semut semua,” jawab Zara ceriwis.
Obrolan dua bocah itu memantik rasa penasaran saya. Sampai di rumah, saya tes lihat siaran TV via antena biasa. Dan hasilnya tepat seperti kata Galih dan Zara, “perang semut”. Tidak bisa dilihat seperti biasanya.
Baca juga : Ciuman adalah Keberanian?
Ada apa ini? Apakah pemerintah jadi mematikan siaran analog?
Saya kemudian googling. Dan ternyata benar. Pemerintah telah mematikan siaran analog, Analog Switch Off (ASO) di wilayah Jabodetabek pada 2 November 2022, pukul 24.00 WIB. Siaran televisi analog di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) kini hanya bisa dinikmati via siaran televisi digital.
Kebijakan itu ternyata tidak berjalan mulus-mulus saja. Ada pihak yang mempermasalahkan dan menggugatnya. Misalnya pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo.
Ngomong-ngomong, apakah Anda masih menonton TV? Jika iya maka dalam sehari berapa lama Anda menonton TV?
Salam TV
– © DPS
Kemayoran, Jakarta, 6/11/2022 9:41
*Image by DPS