Mahzab Jurnalisme Warganet

Date:

katasimbah.com – Dalam sebuah rapat redaksi sore itu, Juli 2007, wartawan senior memberikan wejangan kepada tim peliput sepakbola piala Asia terkait mahzab jurnalisme.

“Kritik sebelum tanding, dukung saat tanding, evaluasi setelah tanding,” katanya singkat.

Bejo memperhatikan dengan seksama. Pesan sederhana itu mengena. Dia mengangguk.

Saat itu, timnas garuda sedang berjuang untuk lolos ke babak perempat final. Satu grup dengan Korsel, Arab, dan Bahrain jelas bukan hal yang mudah.

Dalam situasi genting, setelah menang tipis melawan Bahrain, masih ada saja suara sumbang terkait timnas. Mulai dari persoalan pemilihan squad, penentuan starting line-up, hingga penampilan pemain di lapangan.

Katanya sih kritik, padahal nadanya lebih ke arah nyinyir. Untungnya, saat itu warganet belum sebanyak sekarang.

Wartawan senior itu ingin mengingatkan. Sekarang bukan saat yang tepat untuk mengkritik. Sekarang saat untuk mendukung perjuangan timnas. Apapun langkah dan strategi yang diambil oleh pelatih dalam pertandingan.

Kesalahan satu pemain belakang dalam menghalau bola, yang menyebabkan kemelut di depan gawang, tak perlu disorot dan digaungkan. Kekompakan, kerjasama, dan semangat perjuangan timlah yang perlu terus didengungkan.

***

Saat ini, negeri ini sedang berjuang menghadapi pandemi Corona Covid-19. Banyak kasus bermunculan dan korban yang terus bertambah di berbagai daerah. Ketika tulisan ini dibuat, ada: 450 kasus, 38 meninggal, dan 20 sembuh.

Segala daya dan upaya sedang dikerahkan untuk mengatasi persoalan ini. Mulai dari kebijakan belajar di rumah, kerja di rumah, pemakaian masker/sarung tangan, hingga pembatasan interaksi sosial.

Jika ada langkah yang dirasa belum tepat, seperti keterbukaan data, kecepatan penanganan, kepemimpinan, dan lainnya, percayalah kalau semua itu masih dalam proses pencarian solusi yang terbaik.

Berkaca dari mahzab jurnalisme di atas, sebagai warganet yang budiman, sekarang saatnya kita bersatu untuk mendukung pemerintah. Apapun kebijakan yang akan, telah, dan sedang diambil.

Bukan lagi waktu yang tepat untuk memperdebatkan setiap kebijakan. Seperti: boleh kluyuran atau tidak, boleh ke tempat ibadah atau tidak, social distancing atau physical distancing, gubernur atau presiden, lockdown atau lock and lock, dan lain-lain.

Kritik dan evaluasi itu ada tempat dan waktunya. Bagaimana?

Salam

#katasimbah
Jakarta, 22/03/2020 12:17

Previous article
Next article
Arya Dwi Sasangka
Arya Dwi Sasangkahttps://melekberita.com
Melekberita.com adalah media daring seputar berita. Media yang ringan agar informasi mudah dicerna secara baik dan benar. Sehingga pembaca tercerahkan. Pembaca yang bisa membedakan antara emas dan sampah di tengah gelombang tsunami informasi.

Share post:

Berlangganan

spot_imgspot_img

Popular

Artikel lainnya
Terkait

Matrik Eisenhower: Kunci Menentukan Prioritas Secara Efektif

Apakah kamu pernah merasa kewalahan dengan banyaknya tugas yang...

Orang Tua Menceritakan Masa Lalu

Semalam, di depan teras rumah, Bejo menyruput kopinya yang...

Kamu Tahu enggak?

Dulu, saya punya teman, sebut saja Joni, yang sering...

Ceteris Paribus: Memahami Dunia Ekonomi yang Disimplifikasi

Dalam lautan kompleksitas ilmu ekonomi, dengan berbagai faktor yang...